Penelitian Ungkap Pengalaman Mati Suri, Beberapa Peserta Mengaku Lihat Malaikat
Jakarta — Sebuah studi terbaru mengungkap berbagai pengalaman luar biasa dari orang-orang yang pernah mengalami mati suri (near-death experience/NDE). Dari 48 responden yang diteliti, beberapa mengaku melihat makhluk bersayap menyerupai malaikat, sementara yang lain menggambarkan cahaya terang dan terowongan warna-warni.
Menurut peneliti, mati suri merupakan kondisi yang terjadi saat seseorang berada di ambang kematian, misalnya akibat henti jantung atau gagal napas. Meski tubuh berhenti berfungsi, otak masih dapat memproses sensasi tertentu, menciptakan pengalaman unik di antara hidup dan mati.
Hasil Survei: Pengalaman Tak Terjelaskan
Penelitian ini dilakukan oleh Beijing Institute of Mathematical Sciences and Applications dan dipimpin oleh Dr France Lerner. Timnya mewawancarai 48 individu yang selamat dari kondisi medis kritis. Hasilnya menunjukkan tidak ada dua pengalaman yang sama.
Salah satu peserta menggambarkan pengalamannya penuh cahaya.
“Kekuatan Tuhan datang dari arah kanan saya. Saya ingin menegakkan kepala, tetapi merasa tidak seharusnya melakukannya,” ujarnya.
Peserta lain mengaku melihat makhluk seperti malaikat dengan detail mencengangkan.
“Makhluk itu memiliki sayap putih indah, bulunya halus berlapis, dan wajahnya seperti dewa Yunani,” katanya.
Sementara itu, peserta lain mengaku melihat anggota keluarga yang telah meninggal.
“Saya melihat bibi saya sebagaimana dia di masa muda, padahal saya hanya mengenalnya saat sudah tua,” tuturnya.
Empat Jenis Ruang Visual Mati Suri
Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa pengalaman visual saat mati suri dapat dikelompokkan dalam empat tipe pandangan, yakni A-shape, B-shape, C-shape, dan C5-shape.
- A-shape menggambarkan pandangan sempit seperti terowongan gelap. Kondisi ini kemungkinan disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak.
- B-shape dan C-shape menampilkan pandangan melengkung atau sebagian gelap. Ini sering terjadi ketika area penglihatan terganggu.
- C5-shape merupakan pengalaman paling intens, ketika seseorang merasa dikelilingi oleh cahaya dalam ruang 360 derajat.
Menurut Dr Lerner, bentuk-bentuk ini menunjukkan adanya pola kemajuan visual dari gelap menuju terang seiring berjalannya pengalaman mati suri. Karena itu, para peneliti menduga seluruh pengalaman NDE memiliki dasar biologis yang sama.
Pengaruh Budaya dan Keyakinan
Dr Lerner juga menegaskan bahwa latar belakang budaya dan agama seseorang sangat memengaruhi persepsi mereka selama NDE. Misalnya, mereka yang tumbuh dengan nilai religius cenderung menggambarkan sosok malaikat atau surga, sementara yang lain melihat fenomena alam seperti cahaya kosmik.
Namun, tak semua pengalaman berkaitan dengan unsur spiritual. Beberapa peserta hanya menggambarkan rasa damai, melayang, atau perjalanan menembus ruang hitam berwarna pelangi.
Kesimpulan Ilmuwan
Peneliti menyimpulkan bahwa fenomena mati suri terjadi akibat gangguan sementara pada sistem otak yang mengatur koordinasi antara visual, sensorik, dan kesadaran tubuh. Dengan kata lain, pengalaman ini terjadi karena otak mencoba menyeimbangkan input sensorik saat menghadapi batas kehidupan.
Meski begitu, Dr Lerner mengakui masih banyak aspek yang belum terjelaskan. “Kami baru memahami sebagian kecil dari pengalaman yang sangat kompleks ini,” ujarnya.
