Analisis Feses Prasejarah Ungkap Infeksi Usus
Para peneliti menemukan bukti bahwa manusia yang hidup sekitar 1.300 tahun lalu di Meksiko mengalami infeksi usus yang serius. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis sampel feses kuno yang ditemukan di sebuah gua bernama Cave of the Dead Children (La Cueva de Los Muertos Chiquitos) di lembah Rio Zape Valley, Durango, Meksiko.
Penelitian dan Temuan Utama Pada Analisis Feses Prasejarah
Tim ilmuwan dari Indiana University dan universitas lainnya menggunakan teknik molekuler canggih untuk meneliti 10 sampel feses manusia kuno. Sampel tersebut berasal dari periode 725 hingga 920 Masehi.
Setiap sampel mengandung minimal satu patogen atau mikroba usus. Patogen umum yang ditemukan termasuk:
- Blastocystis spp. (7 dari 10)
- Strain Escherichia coli enteropatogenik (7 dari 10)
- Enterobius vermicularis (cacing kremi) (6 dari 10)
- Patogen lain seperti Shigella spp. dan Giardia spp. juga terdeteksi.
Implikasi Kesehatan dan Sanitasi Dahulu
Karena tingkat patogen yang tinggi dalam sampel, peneliti menyimpulkan bahwa kebersihan lingkungan antara suku Loma San Gabriel (600–800 M) sangat buruk. Mereka kemungkinan besar terpapar limbah feses, air atau tanah yang terkontaminasi.
Dengan demikian, studi ini memberikan gambaran bahwa infeksi usus bukan fenomena modern saja—melainkan telah lama menjadi beban masyarakat manusia sejak berabad-abad lalu.
Metode dan Batasan Penelitian
Para ilmuwan menggunakan ekstraksi DNA dari paleofeces lalu melakukan reaksi PCR untuk mengidentifikasi patogen spesifik. Namun, mereka mencatat bahwa hanya 10 sampel dari satu lokasi yang dikaji, sehingga hasilnya belum bisa digeneralisasi secara luas.
Kesimpulan
Penelitian ini bukan hanya menarik dari sisi arkeologi, tetapi juga penting bagi pemahaman evolusi penyakit usus dan dampak lingkungan terhadap kesehatan manusia. Meski begitu, peneliti menekankan bahwa ini adalah langkah awal — penelitian lanjutan dengan jumlah sampel lebih besar diperlukan untuk memahami gambaran lengkap.
